Direktur PAUD: Matematika di TK Bukan Semacam Calistung, Tapi Begini
Diperbarui:2024-11-29 09:18 Jumlah Klik:113Rencana pembelajaran matematika masuk ke jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sempat menuai sorotan. Atas banyaknya penafsiran keliru soal pembelajaran matematika ini, Direktur Jenderal PAUD Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemndikdasmen) Komalasari angkat bicara.
Ia menjelaskan pendidikan matematika di TK/sederajat tak seperti pembelajaran angka atau layaknya di SD. Ia menyebutnya sebagai 'bermain matematika'.
Baca juga: Ini Model Wajib Belajar 13 Tahun di TK Menurut Mendikdasmen, Guru Simak!"Bermain matematika adalah belajar jadi bagaimana kita mengkontekstualkan matematika ke dalam kehidupan sehari-hari," katanya saat ditemui dalam acara Perayaan Hari Puncak Mentas PAUDPEDIA di Gedung A Kemdikdasmen, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).
Ia juga menegaskan bahwa matematika yang dimaksud juga tidak mirip dengan konsep yang ada dalam membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Matematika di PAUD tidak dirancang untuk menuntut siswa menghafal.
"Jadi bukan calistung, satu tambah satu, tapi bagaimana mereka mengenal pola. Kemudian melihat bagaimana cara memastikan tidak hanya menghafal, tapi juga konsep bilangan," ujar Komalasari.
Contoh Pengajaran Matematika di PAUDMendikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan contoh pembelajaran matematika untuk siswa TK. Salah satunya melalui integrasinya dengan konsep warna.
"Anak-anak sudah bisa diajari berhitung tanpa harus dipaksa. Ketika kemudian diajari mengenal warna merah dan biru, kemudian mengelompokkan, itu juga matematika; karena ada klasifikasi menurut warna," kata Mu'ti.
Lalu, contoh konsep buah-buahan pun bisa jadi pilihan lain. Siswa bisa disuguhi buah-buahan secara langsung atau dalam bentuk alat peraga. Kemudian, masing-masing dari mereka menghitungnya.
"Nanti ada buah, ada jambu, ada apel, jambu, dihitung berapa apelnya, berapa jambunya," lanjut Mu'ti.
Baca juga: Kemendikdasmen Akan Latih Guru Agar Bisa Ajarkan Matematika Sejak TK dengan GembiraMatematika di PAUD Harus FunDitambahkan oleh Komalasari, guru bisa mengeksplorasi bentuk pembelajaran dengan lebih luas. Guru bisa menjelaskan konsep apapun selagi cara penyampaiannya menyenangkan.
"Itu berarti ada dua buah, jadi konkret. Dan matematika itu sangat luas ya, ada geometri, ada aljabar, dan sebagainya. Poinnya, anak-anak bisa diajari konsep-konsep matematika, tapi semuanya sambil bermain," ucap Komalasari.
Selaras dengan Komalasari, Mu'ti mengingatkan kembali kepada para guru untuk memutuskan bentuk pembelajaran yang semenyenangkan mungkin. Jangan sampai, masuknya matematika sejak PAUD malah menakuti anak sejak dini.
"Harus fun, tidak boleh menakutkan karena pada dasarnya, anak-anak itu butuh kenyamanan, sentuhan kita, sehingga kita memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak usia dini," kata Mu'ti.
Matematika yang diajarkan tepat kepada siswa PAUD menurutnya bisa meningkatkan kemampuan motorik anak dan kecakapan lainnya. Karena itu, guru harus punya kreativitas untuk membuat model pembelajaran yang cocok untuk siswanya.
"Melompat-lompat sambil belajar matematika itu bisa melatih motorik kasar, di atas bangun-bangun matematika, sehingga mereka bisa mengenal bangun-bangun matematika," imbuhnya.
Video Mendikdasmen soal Pelajaran Matematika Sejak TK: Mengenalkan Saja